Waw, Konglomerat Indonesia Habiskn Rp7,6 M Untuk Pesta Putrinya
Sepasang suami-istri asal Indonesia menjadi pemberitaan di Singapura
terkait pesta perayaan putrinya. Pesta perayaan putri pasangan
konglomerat yang baru berusia 1 bulan tersebut menghabiskan dana sebesar
1 juta dollar Singapura atau setara dengan Rp7,6 miliar. Wow!
Seperti
dilansir Asia One, seorang pengusaha ternama yang bergerak di bidang
perancang acara dan floral, Harijanto Setiawan, mengungkap sejumlah
pesta perayaan ultah anak-anak konglomerat yang pernah dirancangnya.
Salah
satunya perayaan ulang tahun 1 bulan seorang putri pasangan konglomerat
Indonesia yang tinggal di Singapura, yang digelar beberapa bulan lalu.
Kepada
media setempat, The New Paper, Harijanto mengklaim pesta tersebut
menghabiskan dana sedikitnya 1 juta dollar Singapura. Perayaan tersebut
digelar di hotel mewah Capella, Singapura, dengan mengundang 300 tamu.
Sebuah
ballroom di hotel tersebut disulap menjadi sebuah taman hiburan mewah,
lengkap dengan komidi putar dan hutan buatan. Menurut Harijanto, timnya
merumuskan konsep pesta tersebut selama 6 minggu sebelum acara digelar.
Seluruh
peralatan dan properti yang digunakan dalam pesta tersebut diproduksi
di Indonesia dan diterbangkan khusus ke Singapura sekitar 3 minggu
sebelum pesta digelar. Namun sayangnya si keluarga konglomerat yang
tidak disebutkan namanya dengan alasan perlindungan pada klien tersebut,
tidak bisa dihubungi. Mereka saat ini diketahui ada di Monte Carlo,
Monako, untuk sebuah acara keluarga.
Harijanto menuturkan,
seluruh dekorasi interior dan bunga-bungaan menghabiskan dana sekitar
180 ribu dollar Singapura (Rp1,3 miliar). Biaya besar lainnya harus
dikeluarkan pasangan konglomerat tersebut yakni untuk biaya pengisi
acara, penyanyi, perancang acara, dan akomodasi bagi para tamu.
Perlu
diketahui, biaya sewa sebuah ballroom di Hotel Capella Singapura
memakan biaya 15 ribu dollar Singapura (Rp114 juta). Sedangkan biaya MC
untuk pesta perayaan tersebut saja memakan biaya sedikitnya 68 ribu
dollar Singapura (Rp517 juta).
Harijanto yang memulai bisnisnya
sejak 10 tahun lalu ini mengaku, sebagian besar kliennya yang
menginginkan acara perayaan yang mewah merupakan pengusaha ataupun
orang-orang perbankan setempat. Sejumlah klien menggunakan perayaan ini
sebagai sarana untuk memperluas jaringan bisnis maupun pekerjaannya.
Habiskan Rp20 M
Bukan
baru kali ini saja konglomerat Indonesia menggelar pesta megah di
Singapura. Tercatat, Liem Sioe Liong alias Sudono Salim--Pendiri Grup
Salim--juga pernah mengadakan pesta meriah di ulang tahunnya yang ke-90
pada 2005.
Dirayakan di Hotel Shangri-La Singapura, acara megah
itu berlangsung selama dua malam di akhir pekan pada awal bulan
September 2005.
Pesta pria yang kerap disapa "Om Liem" itu
diperkirakan dihadiri 2.500 undangan dari Indonesia, Singapura, dan
China. Acara untuk para tamu dari Indonesia digelar hari Sabtu malam.
Lebih dari seribu tamu yang datang dan sebagian besar konglomerat papan
atas Indonesia.
Majalah Tempo edisi 19 September 2005 melansir,
tamu-tamu yang hadir di pesta itu antara lain Prajogo Pangestu (Grup
Barito), Sofjan Wanandi (Gemala), Mochtar Riady (Lippo), Ciputra,
Murdaya Poo beserta istrinya Siti Hartati Murdaya (Berca), Budi Hartono
(Djarum), dan Sukanto Tanoto (Raja Garuda Mas).
Hadir pula tiga
putri mantan Presiden Soeharto, yaitu Siti Hardijanti Rukmana, Siti
Hediati Harijadi, dan Siti Hutami Endang Adiningsih. Sejumlah mantan
pejabat Orde Baru pun tak ketinggalan, di antaranya Moerdiono, Harmoko,
Fuad Bawazier, dan Akbar Tandjung.
Semua tamu diterbangkan dari
daerah asal dengan Singapore Airlines. Di Singapura mereka menginap di
Shangri-La dan di Hotel Meritus Meridien. Semua biaya terbang dan
menginap ditanggung Om Liem.
Servis serupa juga pernah diberikan
sang taipan nomor wahid ini ketika merayakan pesta ulang tahun
perkawinannya yang ke-60 pada April tahun 2004. Pesta kawin emas Liem
dan istri di hotel yang sama pada 1994 ditaksir menghabiskan dana US$650
ribu (Rp6,5 miliar). Sedangkan pesta ulang tahun Om Liem ke-90
diperkirakan koran berbahasa China, Lianhe Wanbao, menelan biaya US$2
juta (Rp20 miliar).
Om Liem meninggal dunia di usia yang ke-96
tahun. Ia menghembuskan nafas terakhir pada Minggu 10 Juni 2012 pukul
15.50 waktu Singapura. sumber
